Ilmu Pengetahuan Sosial

FOKUS PEMBELAJARAN IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies), selanjutnya disingkat IPS, adalah kajian terpadu tentang berbagai gejala sosial, melalui pemahaman hubungan antarruang dan waktu, interaksi sosial yang ada di dalamnya, serta aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Kajian atas aspek ruang (space) merupakan fokus dari muatan geografi, aspek waktu (time) merupakan fokus dari muatan sejarah, interaksi sosial merupakan fokus dari muatan sosiologi, dan aspek pemenuhan kebutuhan hidup merupakan fokus dari muatan ekonomi. Itulah sebabnya lingkup materi IPS difokuskan pada kajian: (1) manusia, tempat, dan lingkungan, (2) waktu, perubahan, dan keberlanjutan, (3) interaksi sosial, serta (4) perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan. Pengembangan kajiannya didasarkan pada suatu tradisi di mana materi disusun dalam urutan: anak/ diri sendiri, keluarga, masyarakat/ tetangga, kota, negara, regional, dan dunia. Dasar filosofi dan asumsinya adalah bahwa anak, pertama-tama perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan yang terdekat (diri sendiri), selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkaran konsentris keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur- unsur dunia yang lebih luas. Sesuai dengan ruang lingkup dan kompetensi yang diharapkan, untuk Tingkat 1 (Kelas 1-3 SD/MI), Tingkat 2 (Kelas 4 - 6 SD/MI), dan Tingkat 3 (Kelas 7 - 9 SMP/MTs), muatan IPS disajikan secara terpadu, sedangkan untuk Tingkat 4 (Kelas 10 - 12 SMA/MA), muatan IPS disajikan secara terpisah/ disipliner terdiri atas Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi.

Pembelajaran IPS pada Tingkat 1-3 menggunakan Geografi sebagai platform kajian dengan pertimbangan semua kejadian dan kegiatan terkait dengan lokasi. Oleh karena itu pembelajaran IPS diintegrasikan melalui konsep ruang, koneksi antarruang dan waktu, untuk memahami interaksi sosial dan perilaku ekonomi serta kesejahteraan. Penyajian IPS dilakukan secara terpadu melalui berbagai model pembelajaran terpadu yang sesuai, dimaksudkan agar peserta didik memahami konsep maupun prinsip secara holistik dan autentik, sehingga IPS lebih bermakna, efektif, dan efisien. Konteks pembelajaran IPS juga harus disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan yang ada dan terjadi. Belajar IPS, tidak lagi semata-mata menggantungkan pada dunia kelas/ sekolah/ laboratorium dalam arti fisik. Objek belajar, baik berupa fenomena alam, kejadian di lapangan atau masyarakat, dan berbagai produk teknologi pembelajaran dalam bentuk media dan sumber-sumber pembelajaran virtual (maya) merupakan alternatif sumber informasi pembelajaran, dapat dilakukan melalui interaksi langsung antara peserta didik dengan objek belajar tertentu.

Pembelajaran IPS juga harus menyesuaikan dengan trend pembelajaran yang ada yaitu: (1) Pendekatan Saintifik yang mencakup 5M: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, dan mengomunikasikan, (2) paradigma pembelajaran abad ke- 21, yang dikenal dengan 4C’s: Critical Thinking and Problem Solving, Creativity and Innovation, Communication, and Collaboration atau 4K: kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif, (3) Higher Order Thinking Skills (HOTS), yang melibatkan kegiatan berpikir level kognitif pada hierarki tinggi, dan (4) Perbaikan Iklim Pembelajaran (learning climate), untuk memfasilitasi penciptaan pembelajaran yang menyenangkan (enjoyment atau joyful learning), fleksibel dalam dimensi waktu, ruang, serta mengembangkan potensi peserta didik. IPS dengan pembelajaran terpadu/ terintegrasi, kontekstual, dan menyesuaikan dengan trend yang ada dan terjadi, diharapkan dapat turut memberikan kontribusi terbaiknya terhadap pencapaian kompetensi yang diharapkan, sekaligus turut mengantarkan anak-anak bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata bangsanya maupun di mata internasional.